Afghanistan Diramalkan akan Hancur oleh PBB

0
213

JAKARTA | Konspirasi.netSituasi di Afghanistan masih belum stabil, meskipun kelompok Taliban membentuk pemerintahan baru. Pasalnya negara di Asia Selatan itu diramalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bakal hancur total, baik secara sosial maupun ekonomi. Tak hanya itu, sebelumnya Iran dan Turki menyerang Taliban. Kedua negara Muslim tersebut mengkritik tindakan kelompok ini, meski dalam dua konteks yang berbeda.

Diramalkan Hancur oleh PBB

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, mengatakan akan ada kehancuran total yang terjadi kepada Afghanistan.

Ini terkait dengan pembekuan aset miliaran dolar milik negeri itu, yang dilakukan untuk mencegahnya sampai ke tangan Taliban. Hal tersebut diyakini memicu kemerosotan ekonomi yang parah dan mendorong jutaan lebih warga dalam kemiskinan serta kelaparan.

Ia mengatakan harus ada jalan yang dibuka agar uang itu mengalir ke Afghanistan. Namun pengamanan maksimal harus dilakukan agar tidak disalahgunakan.

“Ekonomi harus dibiarkan bernafas selama beberapa bulan,” katanya kepada Dewan Keamanan PBB, Kamis 9 September 2021, dikutip Reuters.

“Memberi Taliban kesempatan untuk menunjukkan fleksibilitas dan keinginan tulus untuk melakukan hal-hal berbeda kali ini, terutama tentang ham, gender dan kontra terorisme.”

Afghanistan memiliki US$ 10 miliar atau setara Rp 142 triliun (asumsi Rp 14.200/US$) aset yang terparkir di luar negeri. Ini dianggap bisa menjadi kunci barat menekan perilaku Taliban.

Salah satunya terparkir di bank sentral AS, The Fed. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) juga memblokir US$ 440 juta (Rp 6,2 triliun) cadangan darurat baru Afghanistan.

“Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana: (jika menginginkan) legitimasi, dukungan apa pun harus diperoleh,” kata Diplomat Senior AS Jeffrey DeLaurentis dalam forum PBB yang sama.

Sementara itu, di saat Barat ‘menjepit’ Taliban, China merapat ke kelompok tersebut. Beijing memutuskan untuk memberikan bantuan dana sebesar US$ 31 juta (Rp 440 miliar).

Dalam komentar terbarunya, negeri Presiden Recep Tayyip Erdogan itu meminta dunia tidak terburu-buru mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam sebuah wawancara.

Cavusoglu menyuarakan kehati-hatian tentang hubungan Turki dan kelompok Islam fundamentalis itu. Ia juga meminta pemerintahan baru Afghanistan bersifat inklusif, menambahkan pentingnya perempuan dan kelompok etnis lain diberikan jabatan menteri.

“Tidak perlu terburu-buru… Ini adalah saran kami ke seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional,” katanya, dikutip dari AFP, Selasa 7 Agustus 2021.

Di sisi lain, Turki sedang mengadakan pembicaraan dengan Taliban di Kabul soal operasi Bandara Internasional Hamid Karzai. Tidak jelas apakah pernyataan Cavusoglu muncul terkait dengan pembicaraan kedua pihak.

Namun Turki menegaskan akan bekerja sama dengan Qatar dan Amerika Serikat (AS) jika bandara resmi dioperasikan. Syarat lain pun diberikan, termasuk pembukaan bandara untuk penerbangan regular, khususnya untuk misi kemanusiaan, evakuasi warga sipil yang masih terdampar dan membangun misi diplomatik.

Kecaman dari Iran

Iran mengecam keras Taliban pasca serangan militer kelompok itu ke Lembah Panjshir, Afghanistan, Minggu 5 September 2021. Ini merupakan kritikan pertama Iran ke Taliban. Iran sendiri didominasi Muslim Syiah sedangkan Taliban Sunni.

“Berita yang datang dari Panjshir, benar-benar mengkhawatirkan… Serangan itu sangat terkutuk,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, awal pekan ini.

“Mengenai masalah Panjshir, saya bersikeras pada fakta bahwa itu diselesaikan dengan dialog di hadapan semua tetua Afghanistan,” lanjut Khatibzadeh.

“Taliban harus sama-sama menghormati kewajiban mereka dalam hal hukum internasional, dan komitmen mereka … Iran akan bekerja untuk mengakhiri semua penderitaan rakyat Afghanistan demi mendirikan pemerintahan perwakilan untuk semua warga.”

Lembah Panjshir adalah satu-satunya dari 34 provinsi di Afghanistan yang tetap di luar kendali Taliban. Kelompok yang juga menamai dirinya dengan Imarah Islam itu mengambil alih pemerintahan Afghanistan sejak 15 Februari.

Baku tembak disebut terjadi antara Taliban dan pasukan di Lembah Panjshir, Front Perlawanan Nasional (NRFA). Namun dalam updatenya terakhir, Taliban mengklaim menguasai wilayah itu sepenuhnya meski NRFA mengaku masih memiliki pasukan yang siap menyerang.

Hingga kini situasi masih panas. Bahkan terbaru Jumat 10 September 2021, NRFA mengumumkan akan segera membentuk pemerintahan tandingan di Afghanistan sebagai mana dikutip media lokal setempat.

Iran sendiri berbatasan 900 kilometer dengan Afghanistan. Negeri itu sudah menjadi rumah bagi 3,5 juta pengungsi Afghanistan dan khawatir akan adanya gelombang baru.

(( H3lmi ))

( Sumber : CNBC )

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here